BLOG INI DIBANGUNKAN UNTUK BERKONGSI MAKLUMAT DAN PENGALAMAN SERTA BERTUKAR PANDANGAN UNTUK MENAMBAHKAN KEIMANAN
KAMI MOHON RESTU MU YA ALLAH
Khamis, 10 Februari 2011
Kisah Wanita yang Selalu Berbicara dengan Al-Qur'an
Bismilahirrahmanirrahim Walhamdulillah Wassholatu Wassalamu 'Ala Rasulillah Wa'ala Aalihie Washohbihie Waman Walaah amma ba'du
Berkata Abdullah bin Mubarak Rahimahullahu Ta'ala :
Saya berangkat menunaikan Haji ke Baitullah Al-Haram, lalu berziarah ke makam Rasulullah sallAllahu''alayhi wasallam
Ketika saya berada disuatu sudut jalan, tiba-tiba saya melihat sesosok tubuh berpakaian yang dibuat dari bulu. Ia adalah seorang ibu yang sudah tua. Saya berhenti sejenak seraya mengucapkan salam untuknya. Terjadilah dialog dengannya beberapa saat.
Dalam dialog tersebut wanita tua itu , setiap kali menjawab pertanyaan Abdulah bin Mubarak, dijawab dengan menggunakan ayat-ayat Al-Qur'an. Walaupun jawabannya tidak tepat sekali, akan tetapi cukup memuaskan, karena tidak terlepas dari konteks pertanyaan yang diajukan kepadanya.
Abdullah : "Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh"
Wanita tua :
"Salaamun qoulan min robbi rohiim" (QS. Yaasin : 58)
(Salam sebagai ucapan dari Tuhan maha kasih)
Abdullah : "Semoga Allah merahmati anda, mengapa anda berada di tempat ini ?"
Wanita tua :
"Wa man yudhlilillahu fa la hadiyalahu"(QS : Al-A'raf : 186 )
(Barang siapa disesatkan Allah, maka tiada petunjuk baginya)
Dengan jawaban ini, maka tahulah saya, bahwa ia tersesat jalan.
Abdullah : "Kemana anda hendak pergi ?"
Wanita tua :
"Subhanalladzi asra bi'abdihi lailan minal masjidil haraami ilal masjidil aqsa" (QS. Al-Isra' : 1)
(Maha suci Allah yang telah menjalankan hambanya di waktu malam dari masjid haram ke masjid aqsa)
Dengan jawaban ini saya jadi mengerti bahwa ia sedang mengerjakan haji dan hendak menuju ke masjidil Aqsa.
Abdullah : "Sudah berapa lama anda berada di sini ?"
Wanita tua :
"Tsalatsa layaalin sawiyya" (QS. Maryam : 10)
(Selama tiga malam dalam keadaan sehat)
Abdullah : "Apa yang anda makan selama dalam perjalanan ?"
Wanita tua :
"Huwa yut'imuni wa yasqiin" (QS. As-syu'ara' :79)
(Dialah pemberi aku makan dan minum)
Abdullah : "Dengan apa anda melakukan wudhu ?"
Wanita tua :
"Fa in lam tajidu maa-an fatayammamu sha'idan thoyyiban" (QS. Al-Maidah : 6)
(Bila tidak ada air bertayamum dengan tanah yang bersih)
Abdulah : "Saya mempunyai sedikit makanan, apakah anda mau menikmatinya ?"
Wanita tua :
"Tsumma atimmus shiyaama ilallaiil " (QS. Al-Baqarah : 187)
(Kemudian sempurnakanlah puasamu sampai malam)
Abdullah : "Sekarang bukan bulan Ramadhan, mengapa anda berpuasa ?"
Wanita tua :
"Wa man tathawwa'a khairon fa innallaaha syaakirun 'aliim" (QS. Al-Baqarah : 158)
(Barang siapa melakukan sunnah lebih baik)
Abdullah : "Bukankah diperbolehkan berbuka ketika musafir ?"
Wanita tua :
"Wa an tashuumuu khoirun lakum in kuntum ta'lamuun" (QS. Al-Baqarah : 184)
(Dan jika kamu puasa itu lebih utama, jika kamu mengetahui)
Wanita tua :
"Fab'tsu ahadaku bi warikikum hadzihi ilal madiinati falyandzur ayyuha azkaa tho'aman fal ya'ikum bi rizkin minhu "(QS. Al-Kahfi : 19)
(Maka suruhlah salah seorang dari kamu pergi ke kota dengan membawa uang perak ini, dan carilah makanan yang lebih baik agar ia membawa makanan itu untukmu)
Maka salah seorang dari tiga anak ini pergi untuk membeli makanan, lalu menghidangkan di hadapanku, lalu perempuan tua itu berkata :
Wanita tua :
"Kuluu wasyrobuu hanii'an bima aslaftum fil ayyamil kholiyah" (QS. Al-Haqqah : 24)
(Makan dan minumlah kamu dengan sedap, sebab amal-amal yang telah kamu kerjakan di hari-hari yang telah lalu)
Abdullah : "Makanlah kalian semuanya makanan ini. Aku belum akan memakannya sebelum kalian mengatakan padaku siapakah perempuan ini sebenarnya"
Ketiga anak muda ini secara serempak berkata :
"Beliau adalah orang tua kami. Selama empat puluh tahun beliau hanya berbicara mempergunakan ayat-ayat Al-Qur'an, karena kuatir salah bicara"
Maha suci zat yang maha kuasa terhadap sesuatu yang dikehendakinya. Akhirnya saya pun berucap :
"Fadhluhu yu'tihi man yasyaa' Wallaahu dzul fadhlil adhiim" (QS. Al-Hadid :21)
(Karunia Allah yang diberikan kepada orang yang dikehendakinya, Allah adalah pemberi karunia yang besar)
[Diambil dari kitab Misi Suci Para Sufi, Sayyid Abubakar bin Muhammad Syatha, hal. 161-168]
dari Situs Al-Muhajir
http://www.bloggaul.com/mujahidah_bercadar/readblog/48667/teladan-hidup
Langgan:
Catat Ulasan (Atom)
Tiada ulasan:
Catat Ulasan